Al-Amanah. Santri dan santriwati Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Liabuku pada hari sabtu (05/06) mulai melaksanakan Ujian Syafahi (lisan) sebagai rangkaian Ujian Kenaikan Kelas tahun ajaran 2020-2021. Ujian ini berguna untuk menjadi tolak ukur kemampuan santri dalam memahami dan menangkap pelajaran yang telah diberikan dalam Proses Belajar Mengajar selama kurun waktu satu tahun dari semester ganjil dan semester genap, serta menguji mental santri dalam menjawab setiap soal yang diberikan penguji.
Di Pondok Pesantren Al-Amanah setiap pelaksanakan ujian selalu diawali dengan ujian syafahi (lisan) dan ini merupakan sunnah Pondok. Adapun materi yang diujikan dalam ujian lisan adalah Bahasa Inggris (reading, conversation, dictation, vocabularies, translation dan grammar), Bahasa Arab (dursul lughoh, muhadatsah, nahwu, shorof, mahfudzat, mufrodat, tarjamah, imla’ dan balagoh), dan Al-Qur’an yang meliputi qiraat, tajwid, Hafalan Qur’an, ibadah amaliyah, ibadah qauliyah atau doa-doa).
Seluruh santri dan santriwati wajib mengikuti ujian syafahi (lisan) ini karena salah satu syarat untuk mengikuti ujian tahriri (tulis) . Ujian syafahi dilaksanakan selama 5 hari dan direncanakan selesai pada tanggal 9 Juni 2021. Setelah selesainya ujian lisan akan dilanjutkan dengan ujian tulis.
Ada kata bijak yang sering terdengar para santri ketika waktu ujian dilaksanakan. Dan hal ini sering di ucapakan oleh bapak pimpinan dalam nasehatnya menjelang pelaksanaan ujian.
بِالْاِمْتِحَانِ يُكْرَمُ الْمَرْءُ أَوْ يُهَانُ
Yang artinya: “ Dengan ujian seseorang bisa mulia atau hina”.
Kalimat tersebut sangat sederhana tetapi mengandung makna yang sangat dalam. Bagaimana tidak, ketika seseorang lulus dalam ujian orang akan mendapat kesenangan yang luar biasa dan tentunya pujian akan datang dan terus mengalis kepadanya sehingga orang tersebut merasa mulia dan terpuji karena kelulusannya dalam ujian. Sebaliknya ketika seseorang tidak lulus dalam ujian maka tentunya akan mendapatkan kesedihan yang luar biasa besarnya dan merasa apa yang telah dilakukan selama ini sia-sia belaka, tidak berguna dan bermanfaat. Orang tersebut merasa terhina dan malu dengan predikat yang disandangnya yaitu tidak lulus dalam ujian.Itulah kutipan hikmah yang bisa dijadikan sebagai motivasi para santri dalam menghadapi ujian.