Hari ini Pondok Modern Al-Amanah mulai menerima calon santri dari luar Sulawesi Tenggara yang telah mendaftar, sampai tadi malam yang mendaftar sejumlah kurang lebih 440 santri. Jumlah ini meningkat 50 % lebih banyak dari tahun sebelumnya. Dengan demikian maka jumlah pelajar yang menuntut Ilmu di Pondok ini diperkirakan mencapai 950 an santri.Ini baru di Al-Amanah yang berdiri di daerah kecil di Kelurahan Liabuku Kota Baubau Sulawesi Tenggara, belum di pesantren lainnya di seluruh Indonesia yang jumlahnya bisa ribuan di Indonesia .
Fenomena apa ini?
Pesantren yang dulu dianggap kumuh dan tertinggal, sekarang bisa membuktikan bahwa alumni pesantren bisa berkarya dan tidak menjadi beban. Budaya sederhana yang diterapkan di pesantren telah membuat alumninya tahu posisi dan paham tradisi dimanapun dia ditempatkan. Ajaran kemandirian yang di letakkan sebagai Garda depan pengajaran pesantren telah membuat alumninya terbiasa sabar dan telaten dalam merintis perjuangan. Prinsip Alumni jelas : “Dibantu karena maju, bukan maju karena di bantu”. Ajaran Ukhuwah Islamiyah-nya membuat alumni pesantren bisa diterima semua kalangan, meskipun berbeda dalam pemikiran. Pesantren yang dulu dianggap hanya bisa menghasilkan buruh dan tenaga pekerja kasar asal bisa ngaji, sekarang membuktikan bahwa alumninya mampu menjadi pencipta lapangan kerja dan bisa mandiri. Pesantren yang dulu di gambarkan hanya bisa jadi Guru atau maksimal pengawai KUA, telah mampu membuktikan bahwa daya jelajah alumninya sudah menembus timur tengah dan bahkan Eropa dan Amerika. Ini yang membuka mata semua orang tua, bahwa di Indonesia ada sebuah sistem pendidikan yang disebut pesantren, yang ternyata terbukti berhasil menembus dunia…
Dengan keluasan ilmu yang dimiliki, para alumni pesantren siap mengikuti arus, tapi tidak sampai hanyut. Dia berprinsip tapi juga bertasammuh (Toleransi). Berprinsip dalam tauhid bertasammuh dalam Fiqih. Alumni pesantren dengan ajaran percaya diri luar biasa, mampu menjadi inovator dan motivator, bukan sekedar jadi pengekor apalagi profokator. Alumni pesantren selalu siap terwarnai dan bukan diwarnai . Mereka punya sejuta harapan yang tak kan hilang hanya dengan gangguan kecil dunia ini. Itulah santri, itulah murid (orang yang punya kemauan), itulah Thalib (Orang yang mencari), itulah alumni pesantren..
Bagaimana teori pengajaran pesantren itu? Kok bisa sedemikain rupa alumninya? Kok bisa menarik ribuan orang untuk tahu dan mensekolahkan putera puteri mereka disana. Apa daya tariknya?? Padahal bukunya ya biasa saja. Ada pelajaran nahwu dan Sharaf, dua pelajaran yang sampai sekarang belum diperbaiki susunan kalimatnya dengan bahasa ynag kebih modern. Dari nahwu Al-wadih sampai Imriti, dari mulai jurumiyah sampai Tamrin lughah, semua menggunakan buku yang boleh dibilang “ketinggalan zaman”. Tapi kenapa alumninya bisa tidak gagap menghadapi zaman, bahkan mampu menghadapi perubahannya?
Jawabannya cuma satu : Pesantren itu hakekatnya milik Allah. Dia yang menjaga pesantren. Kyai yang dititipi untuk mengelola pesantren pasti sudah dipilih oleh Allah. Sudah banyak cerita mengalir ke telinga ini mengenai bagaimana Allah mengirim seseroang untuk menjadi Kyai pesantren itu. Kyai itu bukan pilihan manusia, tapi Allah yang memilih dengan caranya. Bagaimanapun juga keimanan ini yang ditanamkan di pesantren. Maka itu hormat seorang santri kepada Kyai adalah mutlak adanya. Bukan penghormatan yang dibuat-buat, tapi adalah penghormatan yang lahir dari tuntunan dan penglihatan mengenai akhlak , budi pekerti, dan kinerja pak Kyai yang tanpa batas itu. Setiap hari ajaran agama dialaksanakan, ribuan bait doa dilantunkan, semua dalam syahdunya kedekatan dengan Allah…Inilah kunci pesantren itu…
Betul kata guru saya dulu…”Cara pandang masyarakat melihat pesantren sekarang sudah berubah dari cara mereka memandang dulu. Pesantren adalah Penyampai pesan yang lagi ngetrend. Sampai ada pesantren interpreneur, pesantren wira usaha, pesantren Ekonomi, pesantren tahfidz, pesantren Modern. Ini tantangan baru pesantren..harus berbenah..harus bertindak..harus inovatif…Karena suatu saat nanti, bisa jadi semua sekolah akan membuat pesantren, karena zaman sudah semakin terbuka..pergaulan semakin bebas, orang tua semakin susah mengontrol, maka pesantren akan jadi pandangan selanjutnya…”
Pesantren betul-betul sekolah masa depan…dari sebuah lubang resonansi sejarah masa lalu
Dikutip dari tulisan : Ust. oky Rachmatulloh