Al-Amanah. Sebanyak 53 santriwati dan 19 santri kelas akhir Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Liabuku pada hari kamis (04/02) mengikuti prakter mengajar perdana yang dilaksanakan di tempat yang terpisah. Untuk putri pelaksanaan Amaliyah perdana di pendopo sedangkan untuk putra pelaksanaannya di aula mini lantai 3 gedung Nusantara.
Direktur KMI Ust. Arsyid Saleh,S.Pd.I.,M.Pd, pada pembukaan Amaliyah Tadris menyampaikan kepada seluruh santri kelas akhir bahwa Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah identik dengan tempat persemaian guru, sehingga para santri didik dan dibina agar mampu mengajar atau menjadi guru. Dalam proses pendidikan calon guru, Pondok Modern tidak hanya mengajar teori pengajar, akan tetapi disertai dengan praktek atau pengamalannya serta diikuti dengan evaluasi secara langsung.
“Menjadi apapun anak-anakku nanti di masa depan ketika kembali ke masyarakat, jangan lupa mengajar. Maka prinsip yang selalu kita pegang teguh di dalam pondok ini adalah sistem lebih penting dari materi ajar, namun keberadaan guru lebih penting dari sistim, tetapi ruh atau jiwa guru lebih penting dari guru itu sendiri. Itu adalah falsafah pembelajaran di dalam pondok” ujar Direktur.
Direktur juga menyampaikan bahwa untuk menghadapi tantangan di masa depan yang terus berkembang dituntut adanya pelaksanaan-pelaksanaan yang berkualitas dan berwawasan luas agar dapat berperan kontruktif dalam berbagai bidang. Atas dasar inilah maka di Al-Amanah perlu diadakan Praktek mengajar bagi siswa kelas enam guna meningkatkan potensi kemampuan dalam mengajar, serta kemampuan mengevaluasi sehingga bisa menghadirikan guru yang berkualitas, berorientasi masa depan.
KMI menjadwalkan Pelaksanaan Amaliyah Tadris bagi santri kelas akhir selama 14 hari dan menyiapkan waktu tambahan bagi santri yang harus mengulang jika terdapat banyak kesalahan pada saat melaksanakan praktek mengajar. (Nowy)